Bom atom di Perang Dunia 2 adalah event yang menenarkan Kota Hiroshima. Kami mengunjungi museum yang merekam tragedi tersebut.
Kota Hiroshima dikenal orang karena satu event bersejarah: PDII, partai demokrasi indonesia internasional perang dunia 2. Singkatnya, bom atom. Kalau saja tragedi tersebut tidak terjadi, saya nggak yakin kota ini akan dikenal di dunia internasional seperti sekarang. Ya mungkin sebagian fan budaya Jepang di dunia akan masih tetap mengenalinya, karena dia salah satu kota utama di negeri sakura ini. Namun mungkin levelnya hanya sedang-sedang saja seperti Nagoya, Toyama, atau Fukuoka sekarang ini.
Sebagai penduduk dunia zaman modern, post-atomic era, tentu saja melihat ground zero tragedi tersebut menjadi salah satu target utama saat berkunjung ke Jepang. Motivasi cukup besar yang membuat jalur Liburan Tahun Baru 2015 kami memasukkan kota Hiroshima ini. Dan sudah barang tentu, Museum Atom Hiroshima menjadi daftar prioritas untuk dikunjungi.
Kami mendatangi museum ini di hari ketujuh sekaligus terakhir perjalanan kami. Berangkat pagi sekali untuk melihat Taman Perdamaian di sekitar museum, kami mengincar masuk museum dari waktu mereka buka. Waktu kami terbatas juga hari itu. Di rencana, kami harus berangkat pulang dari Hiroshima station pukul 14.00 agar bisa sampai di Toyohashi hari itu juga. Kami membatasi kunjungan ke musim dua jam, dari jam 10 pagi sampai maksimal jam 12 siang.
Musim terbentang melintang di ujung taman perdamaian. Tegak lurus dengan jalur setapak yang diapit dua bentar salju memanjang, segaris lurus terus memanjang melewati air mancur, lalu kolam yang berisi cenotaph serta api abadi untuk mengingat korban tragedi tersebut, sampai A-bomb dome yang merupakan ground zero dari si little boy diledakkan.
Konsep penataan taman perdamaian dan museum ini membuat kami kagum. Posisi monumen dan bangunan penting di seluruh kompleks ini membentuk garis lurus. Semua titik penting tadi akan terlihat jika kita berdiri di tengah Hiroshima Peace Memorial Museum ini.
Pagi itu taman sepi. Ini kali kedua kami berjalan di taman perdamaian ini. Di hari pertama kami di Hiroshima, sore hari setelah beranjak dari Hiroshima Shukkeien Park kami sempat berkunjung kesini. Waktu itu malam hari, sehingga agak kurang bagus untuk foto-foto. Walau takjub saat pertama kali datang, kami juga tak kalah bahagianya menikmati rapi dan asrinya taman ini untuk kedua kalinya. Taman perdamaian ini akan saya detailkan di artikel penutup seri perjalanan Hokuriku-Chugoku ini.
Kami ingin menghabiskan waktu banyak di taman tersebut, tetapi waktu mengejar kami. Kami strict dengan waktu, sesuai rencana kami langsung masuk ke museum. Tiket museum tidak mahal, 200 yen kalau tidak salah. Berfoto di dalam museum tidak masalah, asal tidak memakai tripod atau flash. Hanya saja, sesuai dengan tema museum, tragedi, kebanyakan objek di dalam tidak untuk difoto. Tapi untuk didalami, dikenang, dan direnungkan. Juga karena penerangan di dalam sangatlah redup kemerahan, seperti mereka ulang suasana kota yang dilalap api 70 tahun silam.
Isi museum sebenarnya cukup apik untuk belajar sejarah. Walaupun kesan yang ditampilkan adalah kesan horor sih. Kayak di gambar di atas. Atau setidaknya kesan sedih lah…
Kita bisa melihat beberapa benda peninggalan korban bom atom saat itu. Benda tersebut tentu radioaktif, makanya disegel di dalam kaca yang sangat tebal.
Kita juga bisa melihat gambar-gambar saat tentara sekutu membomi kota-kota di Jepang saat perang dunia 2.
Juga melihat kekejaman bom atom yang efeknya terasa sampai bertahun-tahun setelah tragedi itu terjadi. Kisah-kisah tentang korban pasca perang, misal seorang gadis pelajar SMP yang meninggal karena leukimia, keluarga yang keracunan radiasi, dll. Beserta kutipan-kutipan wawancara korban dan ahli saat mereka masih hidup.
Juga tentu tentang hasil riset terkini saat tragedi itu terjadi. Bagaimana reaksi pemerintah dan tentara sekutu. Juga bagaimana tidakan penanganan agar radiasi tidak menyebar luas. Bagaimana kondisi kota Hiroshima saat kejadian, jumlah korban di setiap sektor, dan situasi umum seluruh Jepang saat diinvasi dan dijajah sekutu.
Juga ada seksi ruangan tentang bom atom itu sendiri. Bagaimana cara kerjanya. Yang jatuh di Hiroshima ini detail perutnya bagaimana. Gimana cerita tentang detik-detik hari H sebelum si anak kecil ini meledak.
Yang kami agak sayangkan adalah, nggak ada informasi sama sekali kenapa tragedi itu bisa terjadi. Kenapa perang dunia kedua, khususnya theater pasifik bisa terjadi. Kenapa Hiroshima, atau Jepang secara keseluruhan diserang. Yang ada cuma bagian akhir dari perang, tragedi 6 Augustus, dan aftermath-nya.
Juga kondisi kota Hiroshima yang luluh lantak pasca perang. Posisi bom meledak, seperti di peta yang keren dan informatif ini.
Walaupun agak berat atmosfernya, bisa menghabiskan waktu yang lama juga lho buat menjelajah museum ini. Apalagi kalau satu per satu informasi yang ada dicerna dengan baik. Sama sekali tidak membosankan dan worth our time to be here.
Sayangnya waktu sudah menunjukkan jam 11 pagi lewat. Sudah saatnya kami beranjak dan dari sejarah kelam dan berjalan menuju udara segar dan luas. Di luar sana perdamaian menanti. Air, api, batu, dan taman perdamaian menanti.
Kami tidak banyak berfoto di museum ini. Selain karena tadi, gelap, juga karena sepertinya bukan tempat yang tempat untuk berfoto ria. Tips dari saya, kalau foto disini ekspresinya juga disesuaikan seperti foto orang di bawah ini.
“Peace cannot be achieved through violence, it can only be attained through understanding.”
Ralph Waldo Emerson
Liburan Tahun Baru 2015, Hokuriku~Chugoku:
Artikel ini adalah seri dari petualangan 18 kippu ambisius Hokuriku sampai Chugoku pada liburan 7 hari kami pada awal tahun 2015. Daerah tujuan utama adalah kota-kota di pantai barat Jepang. Perjalanan di JR Imbi Line ini tepat pada saat tahun baru 2015.
Rencana perjalanan secara umum ditulis pada artikel utama. Baca juga eksekusi perjalanan ada pada detail masing-masing situs berikut:
- Matsumoto Castle
- Kanazawa: Kastil Bersalju, Taman Kenroku, Museum Aneh, dan Stasiun Modern
- Gosong Amanohashidate dan Pagoda Salju
- Wisata di dalam Kereta Akamatsu, Kyoto Tango Railway
- Tottori Sand Dune, Gurun di Pinggir Laut
- Tottori Sand Dune Museum ala Rusia
- JR Imbi Line, Perjalanan Es dari Tottori ke Hiroshima
- Hiroshima Shukkeien Park
- Pemandangan Indah Pulau Miyajima
- Museum Tragedi, Hiroshima Atomic Museum
- Kota Hiroshima, Kastil, dan Taman Perdamaian
Tinggalkan Balasan