• Menu
  • Menu

Menari Nggak Jelas di Toyohashi Festival

Jepang terkenal dengan festivalnya dan setiap kota punya festival. Di Toyohashi, festival ini mengundang semua warga untuk menari di jalan macam CFD.

Tanggal 19 Oktober 2013, terdapat festival di kota sekarang saya berada, Toyohashi. Saya yang baru dateng di Jepang seminggu dan masih pengen main-main dan liat-liat ini tentu saja ikutan. Toh nggak bayar (malah dibayar 1000yen).

Pasukan Indonesia Waktu Itu
Pasukan Indonesia waktu itu (Pasukan negara lain udah sampe duluan)

Festivalnya ngapain?

Seminggu sebelumnya, 12 Oktober beberapa hari setelah sampai di Jepang, tiba-tiba saya diajak teman baru saya untuk ikutan ini festival. Dia agak lupa untuk mengajakin anak-anak baru PPI dari awal. Nah, kalau mau ikut harus hadir di briefing, katanya. Malam ininya.

Briefing eh briefing. Mungkin itu lebih tepat disebut latihan. Latihan nari… Untuk minggu depannya.

Jadi, ini festival kalau di Indonesia mungkin semacam Car Free Day (disclaimer: CFD berasal dari Bogota bukan Indonesia). Festival dilaksanakan di depan Stasiun Toyohashi, jalan besar jalur dua yang disebut Ekimaeodori (eki=stasiun, mae=depan, odori=tarian). Jadi jalan ini secara harfiah berarti “menari di depan stasiun”. Hehe, just kidding, kata odori disini kanji yang dipakai adalah 大通 artinya jalan besar/raya, jadi jalan raya depan stasiun. Jalan ini ditutup dari satu persimpangan utama ke persimpangan utama lainnya.

Nah, di jalan ini kami menari. Dengan menyebut kami, maksud saya adalah warga kota. Setiap afiliasi mengirimkan grup hebohnya, dengan seragam masing-masing, terus kami mengular di jalan raya ini sambil menari.

Itulah makanya kami mendapat gaji seribu yen dengan menghadiri si festival. Karena kami memakai baju kostum dari salah satu entitas partisipan, Japan Lions.

Peta Lokasi Toyohashi Festival

Tariannya sih sederhana. Mudah diikuti, walaupun pas latihan rasanya susah juga. Cuma gerak-gerak tangan, sama kaki maju mundur aja. Dan kalau salah juga temennya banyak, hehe. (Cek video di bawah)

Dimulai dari pukul 18.00, selama 2 jam kami menari. Tak peduli ada gerimis atau hujan (dikasih jas hujan sih, yg plastik transparan murah itu). Mau berhenti dan istrirahat eh istirahat di pinggir jalan juga terserah sih, nggak ada yg ngelarang.

Situasi Jalan Ekimaeodori selama festival

Di jalan, lagu pengiring tarian diputar oleh sistem suara yang dipaasang di sepanjang jalan. Spiker dimana-mana. Pengiring lain adalah gendang (atau beduk atau apapun yg digebuk itu) bertabuhan. Ada beberapa tim penabuh yang ditempatkan di jarak tertentu sepanjang jalan tersebut.

Penabuh genderang di salah satu titik di Ekimaeodori
Penabuh genderang di salah satu titik di Ekimaeodori

Sayangnya saya ikut bergerak/menari di ularan tarian kami. Jadi tidak bisa memotret keunikan kostum masing-masing  grup yang ikut. Cuma bisa memotret grup depan/belakang dan yang berpapasan saja. Itupun sambil gerak. Dan dengan hanya hape HTC Wildfire S belaka. Harap maklum kalau foto disini gelap (belum minta foto dari yg megang LSR).

Oh ya, ada Ada GeGe no Kitaro juga loh.

Ada GeGe no Kitaro juga
Masih inget kan? Anime jaman SD… Tentang hantu-hantu Jepang gitu.

Detail Tarian

Tariannya ada tiga jenis, dengan masing-masing lagu pengiring. Oh iya ini kalau mau liat videonya liat saja langsung:

Lagu yang pertama di atas agak lambat. Karena gerak tariannya maju mundur, jadi posisi narinya tidak begitu berubah.

Lagu yang berikut adalah yang paling cepat ritme tariannya dan rumit gerakannya. Paling heboh juga. Bisa maju keliling lah…

Kalau mau liat yang bagus tonton dari dua menit. Di awal-awal video, isinya orang gak jelas semua nih…

Lagu yang terakhir ini sedang. Bisa sorak sore-sore juga ke peserta festival di kiri kanannya. Lagunya ttg Toyohashi, cuma belum ngerti artinya.

Begitulah. Lumayan seru… Walaupun nggak ngerti ini festival sebenarnya buat apa. Dan terlepas dari yang ngundang kita-kita anak internasional untuk nambah-nambahin tim penarinya yg kurang itu siapa. Yang penting dapet kesempatan buat seru-seruan ah…

Tinggalkan Balasan