Menutup seri petualangan Hokuriku-Chugoku, kami mengunjungi Peace Memorial Park dan menjelajahi Kota Hiroshima secara umum.
Tahun baru 2015, kami mengakhiri jalan-jalan kami di Hiroshima selama tiga hari. Hari pertama kami ke Shukkeien Park. Hari kedua kami ke Miyajima Island. Dan hari ketiga kami ke Peace Memorial Museum. Artikel ini akan menutup seri petualangan Hokuriku-Chugoku kami, dan akan mengulas Peace Memorial Park dan Kota Hiroshima secara umum.
Berangkat dari Kota Tottori, 1 Januari 2015 sore kami sampai di Hiroshima stasiun setelah 8 jam perjalanan. Karena hari masih terang, kami pun jalan berkeliling sekitar kota Hiroshima. Jalan disini tentu jalan kaki, pengen liat pemandangan sekitar kota yang super terkenal ini.
Lima sepuluh menit berjalan dari hotel, kami menemukan sungai dan skyline berikut ini. Sungainya bersih dan jernih, sebagaimana rata-rata sungai di Jepang. Namun jangan salah, nggak jarang juga lho sungai di Jepang butek, coklat, hitam, atau bersampah. Nggak sampe kayak di Jakarta sih tentunya.
Menyusuri sungai ini hampir satu jam kami pun menemukan Taman Shukkeien yang telah saya ceritakan di artikel terpisah berikut.
Setelah itu, karena cek di Google Maps si Hiroshima Castle deket dari taman, kami pun langsung menggeret kaki kesana. Sekitar pukul 5, hari sudah mau gelap waktu itu. Maklum musim dingin.
Dekat itu relatif. Jalan mungkin 10-20 menit, akhirnya kami sampai di kawasan Hiroshima Castle. Agak ramai disana. Sepertinya ada festival di sekitar kastil. Maklum, hari tahun baru.
Si kastil sendiri sudah tutup. Kastilnya agak kecil, dibandingkan Nagoya Castle sih. Sepertinya ia terbuat dari kayu seluruhnya. Namun, kawasan kastil cukup luas juga. Ada beberapa lokasi seperti di gambar kiri bawah ini. Reruntuhan bangunan jaman dulu. Mungkin istana atau rumah jenderal. Entahlah, kami nggak bisa baca kanjinya.
Tahun baru saatnya bagi orang Jepang pergi sembahyang. Jadi keramaian orang di sekitar kawasan ini adalah karena kuil di kawasan Hiroshima Castle. Semua orang antri untuk bisa memanjatkan doa di salah satu lonceng di kuil tersebut. Kami baru akan sadar seberapa panjangnya antrian ini saat kami berkunjung lagi ke kawasan ini di hari terakhir kami.
Sampe ke luar kawasan kastil boy! Mengular, mengular, dan mengular lagi. Nggak capek ya antri segitu panjang cuma buat doa doang. Sekali setahun sih ya doanya… Mungkin bagi mereka itu juga perjuangan, kayak haji di kita.

Lihat Google Map lagi, katanya sih A-Dome, gedung yang lokasinya kebetulan berada tepat di bawah bom Little Boy saat ia terjun bebas dan meledak liar. Karena hari masih panjang, kami pun mengecek kesana.
Di tengah jalan, kami melewati parit yang mengelilingi kastil ini. Well, kastil selalu ada satu atau dua lapis parit di sekitarnya. Tentu saja.
Setelah jalan tidak berapa lami, kami sampai di A-Dome. Gedung ini dijaga kehancurannya dengan teliti. Ya! Pemerintah Hiroshima berjuang keras supaya gedung ini nggak diperbaiki dan juga nggak tambah rusak sejak tahun 1945 sampai sekarang. Supaya kita, manusia modern ini, bisa melihat ke masa lalu… Sebagaimana kelamnya tragedi bom atom yang menimpa kota ini 70 tahun lalu.
Or so they said.

Waktu kami kesana, si gedung lagi disurvey secara detil untuk melihat keretakan, ketahanan, kestablian, dan ke-an lain. Makanya ada besi-besi ijo yang menopang disana sini.
Lanjut ke sekitar A-dome, kami menemukan Memorial Peace Park, alias taman perdamaian. Rupanya A-dome diatas termasuk salah satu monumen di kawasan Taman Perdamaian ini. Di lantai kawasan tersebit terdapat tanda yang menunjukkan jarak lokasi tersebut dari titik ledakan bom. Nyari titik mana posisi NOL nya lumayan seru juga. Karena sebenarnya si A-dome tersebut tidak benar-benar tepat di bawah mocong si little boy.
Masuk ke kawan utama Taman Perdamaian, kami menemukan banyak benda-benda damai. Pokoknya semua objek di taman ini namanya peace dah. Api perdamaian. Museum perdamaian. Kolam perdamaian. Patung perdamaian… Dan lain-lain. Gigi pasti senang tuh….
Salah satu objek disana adalah patung ibu sedang melindungi anaknya dari bahaya seperti foto di atas. Desain patung ini lumayan juga buat ganti suasana. Biasanya sih kalau ada patung ibu dan anak di Jepang, well, mereka nggak pakai baju. Hm hm hm…
Setelah beberapa jam berkeliling, kami pun merasakan udara makin dingin. Winter has not passed. Kami memutuskan untuk pulang naik bus, mencari kehangatan.

Setelah itu kami pun mencari makan malam. Seperti biasa, kalau nggak nemu restoran halal kami terpaksa keliling cari restoran yang jualan sashimi atau tuna-don.
Hari kedua, kami pergi ke Miyajima dari pagi sekali sampai sore sekali. Pengalaman yang sangat-sangat super. Hampir terjebak badai salju di atas gunung. Hampir juga kepeleset tangga es saat mau turun gunung. Namun, pemandangannya itu… Worth to die for, kalau kata orang barat mah ya.
Malamnya kami iseng mencoba kereta tram. Sambil cari rute paling efisien untuk mengeksekusi rencana lawatan di hari terakhir esok. Suapaya nggak terlambat dan kagak ada penyesalan di kemudian hari.
By the way, tram-nya Hiroshima keren juga. Kalau beruntung dapat mobil yang masih muda, mulus, dan cantik. Kalau nggak beruntung, ya dapat yang bau tanah.
Oh ya. Tram, seperti yang kita ketahui berada di antara bus dan kereta, dan lebih dekat ke bus sih. Punya rel tapi nggak punya platform terpisah. Jadi biasanya kalau keluar dari tram ya nggak bisa bedain apakah ini orang penumpang kereta (punya tiket valid) atau kagak. Susah mau bikin sistem tiket Source-Destination kalau keduanya berada di jalur yang berbeda. Akibatnya, biasanya kalau pindah jalur kita harus bayar dua kali. Atau bahkan pindah jalur nggak memungkinkan (kayak bus) karena jarang jalur yang bersimpangan.
Hebatnya di Hiroshima, ada banyak jalur tram yang terhubung (punya stasiun yang jalurnya bersimpangan). Dan kita bisa norikae! Jadi kalau di jalur kedua kita cuma ngesot satu stasiun, nggak harus nambah bayar banyak lagi.
Sistemnya kalau ndak salah kita bilang ke petugas kalau mau norikae dan nanti diberi tiket norikae gitu. Agak lupa juga sih saya.
Hari ketiga dan terakhir, kami mengeksplorasi taman perdamaian lebih mendetail. Tentunya juga mengunjungi Museum Bom Atom ehm Museum Perdamaian yang cuma kami lihat dari luar dua malam sebelumnya.
Taman ini keren. Jadi ada si patung ibu-ibu yang tadi kan? Di depannya ada air mancur perdamaian. Di depannya melintang museum perdamaian.


Di depannya lagi kolam perdamaian yang berisi Memorial Cenotaph, pengenang korban-korban tagedi bom atom.

Di depannya lagi api perdamaian. Lalu monumen perdamaian anak-anak. Dan terakhir di ujung sama terdapat A-dome, gedung yang posisinya secara jeneral berada di bawah lokasi bom little boy meledak.
Semuanya segaris lurus dari ujung taman ke ujung taman yang satu lagi.

Hari itu agak sepi. Damai. Dan banyak objek fotogenik di kawasan damai ini. Kami pun bisa menikmati pemandangan disini dengan tenang.
Hanya duduk, atau berdiri disini saja membuat kami merasa perjalanan ke Hiroshima ini Worth the trouble.
Kami berjalan dengan santai. Mensyukuri hidup dan damainya dunia modern sekarang. Sambil mungkin sesekali berdoa agar kedamaian tersebut bisa menyebar luas ke negeri-negeri yang masih belum bisa menikmatinya hingga sekarang.

Terakhir, kami mengunjungi Hiroshima Castle lagi, sebagai penutup seluruh rangkaian perjalanan kami. Waktu sudah meper ke pukul 1. Kami tidak punya banyak waktu tersisa. Setelah puas berdamai ria di taman perdamaian, kami buru-buru ke kastil. Pengen masuk bentar, lalu cabut mengejar kereta.
Yang menyambut kami adalah antrian. Antrian ke kuil yang kami liat super ramai sebelumnya. Padahal ini masih di luar kawasan kastil. Ternyata pada mau sembahyang di Gokoku Shrine mereka.
2
Setelah excuse me, excuse me berapa kali, kami sampai di Hiroshima Castle. Foto-foto dikit di luar. Beli tiket, dan masuk deh. Nggak begitu banyak yang bisa dilihat di dalam si kastil sih. Masih lebih keren dan edukatif kastil-kastil lain yang pernah kami masuki. Tapi ya lumayan juga. Not bad.
Kemudian dengan berat hati kami mengambil jalur pulang. Pulang ke Hiroshima station. Dan pulang ke rumah, Toyohashi waktu itu. Berat langkah kami waktu itu. Entah sengaja atau tidak, lama sekali kami kami berjalan.
Kami nggak bisa memutukan dari Hiroshima Castle ke Hiroshima station mau jalan atau naik tram. Sambil mikir, kami jalan pelan. Pelaannnn… Eh ada air mancur bagus. Berhenti lagi. Jalan lagi pelaannn… Eh ada booth penyewaan sepeda listrik otomatis. Berhenti lagi, ngecek. Jalan lagi, eh di ujung air mancur ada orang pacaran dan terus ciuman gt… Iseng moto, kan keren foto ngeblur karena air mancur terus di background ada dua sosok lagi bermesraan. Kayak di drama-drama Jepang… Kayak di Jepang!
Terus begitu…. Kapan nyampe stasiunnya.
Akhirnya kami over dari jadwal seharusnya. Harusnya berangkat pulang dari Hiroshima pukul dua, kami baru sampai di stasiun setengah tiga. Kereta selanjutnya (kalau mau benri pindah-pindah keretanya) berangkat pukul 4. Yah lumayan lah, bisa makan dulu. Bisa eksplorasi Hiroshima lagi sebentar. Hore…!!
Walaupun itu berarti kami tidak bisa sampai di Toyohashi hari ini. Karena tiket 18 kippunya cuma ada sampai hari ini, jadi ya harus keluar dulu sebelum jam 12 dan beli tiket biasa. Well… Not bad. It is within calculation right?
Dan begitulah kami berkeliling lagi, setidaknya di sekitar stasiun sampai mepet waktu semepet-mepetnya. Begitulah kerennya perjalanan seminggu yang ambisius ini. Definitely will do it again!!!
Liburan Tahun Baru 2015, Hokuriku~Chugoku:
Fyuh… Capek juga menulis hampir selusin artikel di perjalanan ini. Habis berapa minggu buat nyelesainnya. Males-malesin sih… Alhamdulillah, akhirnya bisa selesai juga.
Artikel ini adalah seri dari petualangan 18 kippu ambisius Hokuriku sampai Chugoku pada liburan 7 hari kami pada awal tahun 2015. Daerah tujuan utama adalah kota-kota di pantai barat Jepang. Perjalanan di JR Imbi Line ini tepat pada saat tahun baru 2015.
Rencana perjalanan secara umum ditulis pada artikel utama. Baca juga eksekusi perjalanan ada pada detail masing-masing situs berikut:
- Matsumoto Castle
- Kanazawa: Kastil Bersalju, Taman Kenroku, Museum Aneh, dan Stasiun Modern
- Gosong Amanohashidate dan Pagoda Salju
- Wisata di dalam Kereta Akamatsu, Kyoto Tango Railway
- Tottori Sand Dune, Gurun di Pinggir Laut
- Tottori Sand Dune Museum ala Rusia
- JR Imbi Line, Perjalanan Es dari Tottori ke Hiroshima
- Hiroshima Shukkeien Park
- Pemandangan Indah Pulau Miyajima
- Museum Tragedi, Hiroshima Atomic Museum
- Kota Hiroshima, Kastil, dan Taman Perdamaian
Rute di atas sangat kami rekomendasikan bagi Anda yang punya waktu satu minggu dan minimal tiga tiket 18 kippu untuk dua orang. Selamat bertualang….
Tinggalkan Balasan