Kota Kobe yang sempit diapit oleh laut dan gunung. Di sisi gunungnya, ada taman dan kereta gantung yang patut dikunjungi.
Dari Kobe Harborland melihat-lihat kapal, laut, bianglala, dan kapal, kami mengunjungi kereta gantung kobe alias Shin-Kobe Ropeway. Kobe adalah kota pantai dan kota gunung. Kota sempit yang dibatasi oleh dua kontur bumi tersebut di selatan dan utara. Shin-Kobe Ropeway bisa diakses dengan subway, keluar di stasiun subway Shin Kobe. Atau kalau Anda naik shinkansen, bisa juga berhenti di stasiun JR (Shinkansen only) Shin Kobe.
Setelah jalan via mall subway yang sangat panjang dan terintegrasi dengan stasiun kereta bawah tanah, kami langsung mendapati pintu masuk kereta gantung Kobe baru di sebelah mall di depan pintu keluar subway. Sebenarnya nggak sih. Begitu keluar sempat bingung dan konsult ke GoogleMap. Eh, ternyata tepat di dedepan subway ada plang penanda: Shin Kobe Ropeway ke kanan. Begitu belok kanan, tiga meter dari plang pertama tadi, ada plang lagi yang mengarah ke atas tangga, masuk ke mall di sebelah gerbang subway tadi. Bingung kan kami… Tapi begitu naik tangga, ada plang lagi dan ketahuan deh akhirnya mana pintu masuk ke area jalur tambangnya.
Naik jalan miring yang cukup panjang berliku-liku (karena tinggi, dibanding tangga yg curam yg udah nggak kepake di sebelah), kami sampai di atas. Ada gedung dua tingkat di atas dan untuk naik kereta gantung harus dari lantai dua. Jadi ya, kami naik tangga lagi.
Di dalam, tampak antrian masuk dan platform naik kereta gantung. Ongkos masuk kereta gantung adalah 1400 yen. Ini sudah termasuk ongkos bolak balik (round trip) dan ongkos masuk ke Nunobiki Herb Garden. Bagi yang mau turun gunung dengan berjalan kaki, saya sarankan jangan ambil tiket yang bolak-balik. Jalan kaki dari atas ke bawah memakan waktu dua jam. Namanya juga hiking.
Jangan salah, seru loh. Bisa nemu taman, bendungan, dan air terjun Nunobiki. Dan tentu saja lewat hutan. Kayaknya seru. Kami sampai disana sudah pukul 12 lewat, sudah melebihi rencana awal cabut dari Kobe pukul 12. Jadi ambil tiket bolak-balik. Kapan-kapan mau kesini lagi dan pulang jalan, saat musim semi/panas seru kayaknya… Banyak kembang kan.
Patut dicatat bahwa ongkos 1400 yen ini cukup worth it. Soalnya kereta gantungnya kayak gini nih (lihat foto di bawah). Keren, nyaman, dan private (cuma berempat max). Saat saya ke Danau Fujikawaguchi, saya juga naik kereta gantung. Kalau tak salah harganya 700 yen round trip. Hanya, jaraknya sangat pendek dan masuknya rame-rame (kayak naik kereta – berdiri). Jadi nggak nyaman. Dibanding itu, Shin-Kobe Ropeway ini sangat-sangat direkomendasikan.
Stasiun kereta gantungnya ada tiga. Rutenya puanjang banget soalnya… Tuinggi… Satu stasiun di bawah ini… Satu stasiun tengah, mungkin sekitar 3/4 posisi dari puncak. Satu stasiun puncak. Dengan tiket bolak-balik, kita bisa pulang dari stasiun tengah atau stasiun puncak. Kami pulang dari stasiun tengah karena keliling Herb Garden nya dulu.
Karena sangat tinggi, pemandangan Kota Kobe dari ketinggian sangatlah mendebarkan hati (bahasa Inggrisnya: breathtaking, ya). Keren… Kombinasi pegunungan, gedung-gedung tinggi, dan langsung laut… Wow… Worth it memang.


Dari atas, kami juga dapat melihat beberapa objek yang bisa dilihat saat hiking ke bawah. Bendungan. Air terjun. Taman herbal. Dan sekitar 15 menitan di kereta gantung, sampailah kami di stasiun tengah. Di sapa oleh pegawai yang membungkuk, kemudian kereta langsung mencelat lagi ke stasiun puncak. Lima menit kemudian, sampailah kami di pusat tempat wisatanya.
Begitu keluar dari stasiun atas, kami menjumpai deretan gedung berwarna hijau. Gedung ini isinya kafe, toko oleh-oleh, dan tempat bersantai. Walaupun kayaknya biasa aja, gedung lantai satu ini entah kenapa asyik.
Di sekitar gedung, daerah terbuka luas yang kayaknya bisa kejar-kejaran disana. Dari daerah terbuka ini kita bisa melihat hamparan taman herbal di bawah. Warnanya sih hijau pucat agak layu. Tumbuhannya juga kebanyakan masih kecil atau benih. Tidak tampak rimbun… (lihat di foto atas) Tapi dari luasnya, konturnya, dan lika-liku jalan setapak serta objek-objek di sekitar taman membuat taman itu entah kenapa asyik.
Emang disainnya kali ya, disain gedung dan disain taman. Meskipun begitu, saya yakin saat musim semi situs wisata ini akan lebih asyik lagi. Tumbuhan di taman tadi pasti hijau terhampar dan sudah gede semua. Jadi tambah pengen kesini saat semi.

Daerah terbuka ini juga naik sampai ke daerah atas… Di ujung sana, ada bangunan yang kayaknya museum parfum. Namun, kami tidak langsung mengecek. Prioritas pertama kami adalah shalat karena sudah jam setengah 1 lewat. Ambil wudhu, agak susah kami mencari tempat shalat yg bersih dan kalau bisa bukan tempat orang jalan. Maklum, kebanyakan disini tanah… Akhirnya nemu tempat di balkon atas, agak ngalangin jalan sih, tapi mumpung sepi. Dingin banget bok, luar, banyak angin. Tapi apa boleh buat…
Ketika shalat, malah banyak orang lewat. Kebanyakan nyuekin… Tapi ada yg nungguin sampai kami selesai baru lewat. Padahal kami cuma ngambil separuh/sepertiga jalan dan ngadepnya ke dinding… Hm. Begitu selesai, kami cek keliling dan kembali menikmati suasana. Wah, kaget juga ternyata tepat dibalik dinding/jendela kami menghadap ada daerah dalam ruangan dan berkarpet. Ahh, iina… Lebih bersih, hangat, dan sepi.
Di balkon ini ada teropong 100 yen juga. Seru… Bisa ngintip gedung-gedung di bawah. Kami juga mendapati pelabuhan nun jauh disana. Rupanya ada pulau (mungkin buatan) yang terhubung dengan kota Kobe. Pulau itu juga terhubung dengan pulau buatan sebelahnya lagi. Pulau yg pertama adalah pusat pelabuhan dan pulau yg kedua adalah bandara. Wow…
Masuk ke ruangan berkarpet tadi, kami turun langsung ke museum parfum di bawah. Disini dipamerkan bahan-bahan membuat parfum dan beberapa parfum yang udah jadi. Karena yang jadi pameran adalah parfum, benda disini bukan untuk dilihat tapi dicium. Botolnya bisa didekatkan sampai ke hidung atau kalau nggak sampe ya kita yang membungkuk.
Yang menarik, disini akhirnya saya berhasil merasakan aroma “Gadis Kobe”. Ahh segarnya…
Disini saya agak takut-takut siapa tahu ada peraturan “dilarang memotret”. Jadi agak menahan diri untuk memfoto… He… Lagipula, menikmati pemandangan kayaknya membuat saya lupa untuk memfoto lebih banyak. Jadi, mohon maaf, beberapa deskripsi saya yg tak berfoto silakan diimajinasikan saja yach.
Beberapa saya ambil foto dari referensi, jika begitu saya bubuhi keterangan (misal foto gedung atas Nunobiki Garden ^). Jika tidak ada keterangan berarti foto punya saya.
Kembali ke taman herbal, kami pun mengecek toko oleh-oleh di gedung atas tersebut. Sebelum turun gunung lah. Isinya berbagai macam barang herbal. Ada sabun, ada sampo, dan kebanyakan variasi parfum (badan, baju, ruangan, dll). Banyak juga minuman dari herbal seperti kopi, teh, atau susu herbal. Kopiko-nya Indonesia juga dijual disini. Kami membeli selai mawar seharga 1500 Yen (mahal, pengen nyicip), kopi dandelion, dan teh mint.
Setelah itu, kami pun beranjak turun. Tujuan kami adalah gedung unik di bawah yang bentuknya serupa rumah kaca. Sebelum mencapai rumah kaca, kami melewati beberapa taman yang berisi tumbuhan herbal. Kebanyakan saya nggak tahu namanya dan nggak niat memfoto, haha. Tapi seru sih liatnya dan nyoba megang/nyium…
Ngomong-ngomong si rumah kaca kalau malam keren habis. Ini foto dari Japan Guide, halaman yg sama dengan foto gedung atas Nunobiki Herb Garden tadi. Emang foto DSLR lebih mantab, jadi tambah pengen…

Isi dalamnya sangat menarik. Kalau tumbuhan di luar kayaknya masih kecil-kecil dan nggak menarik, tumbuhan di dalam rumah kaca besar-besar, berwarna-warni, dan beragam. Kayak di negara tropis deh. Banyak buah-buahan (pohon jambu juga ada) dan kembang yg kayaknya gak bisa hidup sembarang di Jepang. Ada sungai kecilnya juga mengalir di dalam. Bahkan ada kafenya. Keren ini rumah kaca.
Keluar balkon si rumah kaca, lagi-lagi kita dihadapkan dengan megahnya pemandangan Kota Kobe dari atas. Ada teropongnya juga disini. Kayaknya seharian di rumah kaca nan hangan ini nyaman juga, kayak di rumah. Sayang waktu kami sedikit waktu itu…
Keluar dari rumah kaca, kami menuruni jalan setapak yg melalui Bel of Oath, Waterfall Wall, Four Season Garden. Sebenarnya ada banyak jalur menuju roma stasiun bawah. Kami sih pengennya sekali lewat liat banyak biar nggak rugi.
Bel perjanjian nggak begitu menarik kecuali kalau Anda datang berdua berlawanan jenis. Bisa foto dengan latar Kobe dibawah bel, pake baju pengantin lebih keren lagi. Dinding air terjunnya walaupun kecil cukup waw. Di sebelahnya ada taman empat musim yg waktu itu entah kenapa tumbuhannya dikit. Katanya empat musim?
Sedikit kebawah lagi melewati turunan curam yang sambil diseliweri kereta gantung di atas, lapangan luas dan stasiun tengah pun tampak. Disinilah berhenti perjalanan kami di Kobe. Sudah jam 2 lebih dan belum makan dari pagi, kami pun mengalihkan fokus dari jalan-jalan ke makanan.
SELANJUTNYA: Makan Malam ala Xinjiang di Muqam dan Tabehoudai Bagus Resto serta Area Padat Belanja Osaka Namba nan Kotor
Liburan Musim Dingin: Kansai
Artikel ini adalah bagian dari seri perjalanan kami saat musim dingin ke daerah Kansai, menggunakan tiket 18 kippu di Jepang. Berikut adalah keseluruhan perjalan tersebut.
- Kyoto: Arashiyama di Musim Dingin
- Kobe: Harborland, Bianglala, dan Museum Kapal
- Kobe: Shin-Kobe Ropeway dan Nunobiki Herb Garden
- Osaka: Makan Malam ala Xinjiang di Muqam dan Tabehoudai Bagus Resto
- Pusat Perbelanjaan Namba ~ Ternyata Jepang Bisa Kotor Juga
- Osaka Aquarium Kaiyukan dan Lagi-lagi Bianglala-la
- Tiga Penginapan Berbeda saat Liburan Musim Dingin: Kansai
- Enam Jam Berjalan Kaki Keliling Nara
- Kyoto: Fushimi Inari Taisha di Tahun Baru
- Kyoto: Kiyomizu Temple, Kuil Tanpa Paku Pun Sebatang
Foto-fotonya kereeeeen >.< !! Kobe bagus banget yah! Jalan-jalan lagii yak terus posting, hehe
ka ambil wudhu di toilet? ._.
selain bantuan googlemap, kaka tanya orang sekitar kah? berarti jepang kaka lancar banget dong ya? 😀
1400 yen itu semahal apa sih ka kalo diasumsiin sama harga di Indo?
Wah Terima Kasih Post Membantu Jangan Lupa Kunjungi Blog Saya Juga Ya!! ^_^
http://aikawafaith.blogspot.com/