Kastil Nagoya terletak di tengah kota Nagoya. Sangat mudah dijangkau jika sedang jalan di Nagoya. Kastil ini termasuk kastil terbesar di Jepang dan baru direnovasi.
Situs selanjutnya yang kami kunjungi saat jalan-jalan ke kota Nagoya pada 17 Nov 2013 kemarin adalah Nagoya-Jyo alias Nagoya Castle. Kastil ini dibangun oleh TOKUGAWA Ieasu dan selesai pada tahun 1622. Dibangun di awal zaman edo pada kekuasaan shogun Tokugawa, kastil ini menjadi salah satu kastil terpenting pada pemerintahan Jepang zaman itu. Kastil ini sebagian besar hancur pada invasi Amerika tahun 1945 dan sampai sekarang pekerjaan rekonstruksi masih dilakukan.
Kami sampai di area Nagoya Castle pukul 3 sore. Sempat nyasar juga, salah turun stasiun. Jadi, pada peta, di sekitar area Nagoya Castle ini terdapat dua stasiun kereta bawah tanah yang tampaknya dekat. Satu, stasiun City Hall (tempat saya dulu tanda tangan beasiswa). Dua, stasiun taman Meijo (Meijo-Koen). Karena taman Meijo adalah bagian dari Kastil Nagoya, tentu saja wajar bila kami berpikir bahwa stasiun terdekat menuju gerbang kastil adalah stasiun taman Meijo ini. Ternyata…
Mau naik ke gerbang keluar Stasiun Taman Meijo, ada tempelan di dinding. “Yang mau ke Kastil Nagoya turunnya di Stasiun Balai Kota”. Deng-deng, terpaksa balik lagi ngesot satu stasiun. Jadi ingat-ingat ya, kalau Anda mau ke Nagoya Castle, turunnya di Stasiun Balai Kota (Shiyakusho Eki) bukan di Stasiun Taman Meijo.
Seperti layaknya kastil-kastil di film, Nagoya Castle juga dikelilingi parit yang cukup dalam. Di sekitar parit di luar area, terdapat taman biasa dan tempat parkir. Kita harus memutar agak jauh hingga sampai ke jembatan yang menghubungkan area dalam dan luar kastil.
Waktu kami datang, banyak sekali orang-orang yang berjalan berlawanan arah dengan kami. Maksudnya keluar kastil, pulang. Hari sudah lumayan sore memang. Di salah satu papan petunjuk, saya lihat bahwa kastil ini tutup pada jam 4.30. Karena ini sudah jam 3 lewat, akhirnya saya bergegas masuk ke dalam, meninggalkan rombongan daun-daun yang berjalan di belakang.

Setelah melewati jembatan di atas, kita akan menemukan sebuah gerbang untuk masuk ke area dalam kastil. Disini kita bisa beli tiket. Harga tiket masuk adalah 5oo Yen untuk tiket biasa, dan 800 yen untuk tiket yang membolehkan kita masuk ke area pameran. Waktu itu ada pameran lukisan, benda-benda antik, dokumen jepang kuno, gitu-gitu. Karena kurang tertarik, jadi kami tidak membeli tiket yang mahal.
Oh ya, karena kami membeli tiket kereta keliling Nagoya seharian, yang di atas, harga tiket masuk kastil pun didiskon 100 Yen. Jadi, jika Anda juga membeli tiket kereta tersebut jangan lupa menunjukkan ke mbak-mbak penjaga konternya ya.
Melewati gerbang, kita akan berhadapan dengan jalan tanah yang sangat panjang. Luas bro ini kastil. Di kiri kanan jalan ini terdapat kios-kios jualan dan orang atraksi. Bayangan gampangnya mirip seperti Car Free Day lah. Atau pasar malem (tapi ini siang). Hanya saja, jauh lebih rapi dan tertata dibandingkan kita. Ada orang yang dikerubungi pengunjung, dia atraksi menyelesaikan Rubic Cube dalam waktu 30 detik tanpa melihat. Gitu doang Ansel juga bisa ya… Dan juga atraksi lainnya.
Mau sekitar 500 meter, mengelilingi parit kedua, dapat kita temukan jembatan menuju area dalam kompleks Kastil Nagoya. Setelah masuk, kita langsung dihadapkan ke lorong yang temboknya tinggi sekali tanpa fitur apa-apa. Kayaknya buat naruh pasukan disana bagus deh.
Jembatan lewat parit kedua Lorong setelah jembatan
Lewat koridor sana, terdapat rumah jepang gaya kuno. Nggak tau itu rumah siapa, yang jelas keluarga shogun lah ya. Waktu itu ada kayak pameran atau apa di dalamnya gitu. Karena saya buru-buru mau liat kastilnya dari dekat dan takut karena saya nggak beli tiket buat pameran jadi gedung ini saya lewati saja (padahal pameran berbayarnya bukan yg itu kayanya).
Pegawai yang berteriak-teriak “jikan ga aru kata, douzu hairi kudasai” (silakan masuk jika Anda punya waktu) saya cueki begitu saja. Padahal saya penasaran isinya apa. Tadinya saya ingin kesini setelah liat-liat kastil tetapi akhirnya saya pun lupa kesini juga.
Kemudian, kastil pun tampak begitu dekat. Kamera agak susah mengambill gambarnya. Begitu besar. Begitu dekat. Begitu nyata. (Jadi iklan).
Dekat kastil, di kiri, terdapat tangga besar menuju ke dalam. Masuk, melewati lorong sebentar, dan keluar lagi. Baru kemudian dapat pintu gerbang ke dua yang benar-benar menghantarkan kita ke bagian dalam kastil.
Begitu masuk,pengunjung disambut dengan gambar lukisan anak SD yang dipamerkan di lorong. Setelah itu, barulah ruangan luas di dalam kastil, berisi benda-benda yang kebanyakan saya juga nggak ngerti apa bagusnya/pentingnya itu benda. Misalnya gambar di bawah ini nih, yang sebelah kiri. Naon coba… Tapi ada juga beberapa yang bagus sih, kayak contoh uang logam saat itu, hiasan kerajaan, tandu, dll.
Karena bingung mau naik mana dan takut ada lantai yang perlu tiket 800 yen tadi serta penasaran sama lantai teratas ini gedung, saya langsung hantam tangga demi tangga. Alasan lain adalah, tangga turunnya beda dengan tangga naik dan harus masuk ke dalam ruangan di lantai itu dulu. Ntar diminta tiket serem kan, jadi terus aja saya sampai atas. Gedung ini 6 lantai, tapi tinggi tiap lantainya nggak kayak gedung atau apartemen biasa. Capek la pas di atas pokoknya.
Di lantai teratas, kita dapat melihat pemandangan hamparan gedung di kota Nagoya. Matahari yang cukup rendah dan menguning cukup membuat hari itu tampak tenang.
Di tengah lantai enam juga terdapat baiten alias kios kecil. Baiten ini menjual suvenir berkaitan dengan Kota Nagoya dan Kastil Nagoya. Saya yang jarang beli apa-apa ini banyak membeli sesuatu disini. Agak sayang aja sudah jauh-jauh nggak beli apa-apa, jarang-jarang kan. Hanya saja, sebenarnya mau beli lebih banyak lagi untuk oleh-oleh misalnya, cuma siapa yang mau dikasih? Orang rumah? Kapan mau ke Indonesia, wong baru dateng sebulan gini… Jadi, saya urungkan deh beli oleh-oleh.
Saya cukup lama melihat-lihat baiten dan pemandangan di atas ini. Sambil menunggu orang-orang yang saya tinggalkan itu sampe kesini juga. Sekitar pukul 4.30, satpam-satpam pun berdatangkan merekomendasikan pengunjung untuk pulang. Sudah mau tutup soalnya situs wisata ini. Namun, sedikit juga orang beranjak tuh. Setidaknya sampai beberapa menit kemudian baitennya ditutup. Kami pun terpaksa turun.
Sambil turun, saya dan teman yang sudah saya temukan kembali lagi tadi menjelajahi lantai kastil sedikit. Udah mau tutup juga, nggak mungkin dimintai tiket khususnya kan? Hehe… Berikut beberapa benda yang saya ambil fotonya. Lebih meding dari Wooden Frame of Golden Well tadi pokoknya. Anehnya disini nggak boleh foto pake flash, kenapa ya?
Miniatur rumah Jepang Miniatur rumah Jepang Lukisan? Duit zaman dulu Rumah Nagoya zaman dulu Kastil dilihat dari Utara
Keluar kastil, satpam juga menunggu di banyak titik-titik. Namun, orang-orang masih pada duduk-duduk santai di taman, di dekat kafe, dan lain-lain. Kami yang cuma pelancong manca negara ini tentu ikut saja dengan pelancong lokal yang belum beranjak. Kami pun ikutan duduk-duduk, narsis-narsis, dan foto-foto. Nyobain lensa baru yang dibeli di Osu Kannon Shopping Arcade tadi.
Kami pulang persis ketika matahari terbenam. Mungkin sekitar pukul 5 kurang 15 menit. Begitulah akhir dari jalan-jalan kami ke Nagoya waktu itu. Hanya sempat mengunjungi dua tempat ternyata: Osu Kannon dan Nagoya Castle.
Pantes aja tiket kereta keliling Nagoya seharian tadi harganya 600 yen. Sekali naik kereta melewati 5 stasiun mungkin menghabiskan biaya sekitar 300 yen. Sehari orang tidak mungkin sempat mengunungi banyak tempat, jadi harga 600 yen itu wajar.
Sebenarnya bisa saja kami jalan-jalan kemana lagi gitu walau sudah malam gini. Cuma kebanyakan tempat wisata ya sudah tutup pasti ya. Pusat belanja juga agak nggak mood karena sudah puas liat tadi. Nggak kepikiran mau beli apa. Dan si daun muda sudah pada capek. Jadi kamu cuma mampir di Nagoya Stasiun yang ternyata buesar buanget. Dari basement ke dunia luar mungkin 6 kali naik elevator kali. Gimana Tokyo Stasiun tuh? Bandung Stasiun apalagi…
Kemudian kami foto-foto di luar stasiun, banyak gedung tingginya (termasuk gedung di atas ini stasiun, menara kembar mirip petronas).
Jam 7 kurang kami pulang ke Toyohashi. Toh, bus terakhir dari Stasiun Toyohashi ke kampus juga jam 8. Kami nggak bisa main jauh-jauh juga. Hm.
PS. Berikut adalah oleh-oleh yang saya beli di Baiten Nagoya Castle.
The End.
Menarik tulisannya… Cuma di bawahnya kok ada iklan-iklan yang kurang baik ?
Terima kasih telah berkunjung.
Tapi iklan yg dimaksud kayak apa ya. Saya gak msg iklan dan gak pernah liat iklan kok. Ini kan akun wordpress biasa gak bisa pasang iklan. Mungkin itu dari wordressnya, cek bagian note di http://en.support.wordpress.com/advertising/.
Halo kak.. tinggal di nagoyanya dah berapa lama kak? kebatulan saya juga mau ke nagoya. terimakasih kak infonya. 🙂