• Menu
  • Menu

Beting Amanohashidate dan Pagoda Salju

Di Amanohashidate kita bisa melihat pantai sepanjang 3 km. Dua biji! Makan seafood murah. Naik kereta gantung. Liat jinja dan pagoda, di tengah salju! Naik kapal ketemu burung camar….

Begitu variatif untuk kompleks wisata yang tidak begitu luas.

Hari ketiga perjalanan Liburan Tahun Baru 2015, kami singgah di Amanohashidate, prefekture Kyoto. Kira-kira kalau dari kota Kyoto, sebelah utaranya lah. Lokasi wisata ini adalah wisata pantai, atau lebih tepatnya sebuah “beting”.

Hoi-hoi, apaan lagi beting?

Bahasa Inggrisnya sih sandbar. Kalau di KBBI beting atau gosong itu artinya itu tumpukan pasir, atau lidah pasir.  Jadi intinya pita daratan yang terbentuk dari pasir.

Jadi, kalau kita berjalan di gosong pasir Amanohashidate ini kita bisa mendapati dua pantai di kiri dan kanan. Jarak daratannya nggak sampe 50 meter. Panjang gosong pasir disini lebih dari 3 kilometer.

Sampai di stasiun Amanohashidate dan berjalan sekitar 5 menit, kami disambut oleh deretan pertokoan. Kami sampai agak siang waktu itu, jadi bisa makan siang dulu di toko sini. Banyak yang menjual sashimi dan harganya murah-murah! Telor ikan yang kuning itu, apa namanya… Tobiko? Biasanya kan mahal banget di supa, disini murah gan!

Setelah menyeberangi jembatan di gambar atas, kita langsung sampai di daerah beting pasirnya. Dan keren banget pantainya!! Oh ya, jembatannnya ternyata bisa digeser kalau ada kapal mau lewat lho.

Satu sisi pantai Amanohashidate berpasir putih kecoklatan. Pantai ini adalah yang menghadap ke laut (kayaknya). Agak jauh berjalan ke tengah beting pasir, akan ada daerah berbatu-batu besar di pantai pasir ini.

Salah satu pantai di gosong Amanohashidate.JPG
Salah satu pantai di beting Amanohashidate. Pantai ini sebelah kanan kalau dari stasiun.
Panoramik Ciamik

Pantai disisi satunya lagi mirip seperti pantai-pantai di pelabuhan atau kota. Ada tanggulnya, tidak berpasir. Pantai ini adalah yang menghadap ke arah daratan. Jadi air di pantai ini “tertutup” oleh beting pasir ini, walaupun mungkin tidak seluruhnya.

Pantai disisi satunya lagi mirip seperti pantai-pantai di pelabuhan atau kota. Ada tanggulnya, tidak berpasir. Pantai ini adalah yang menghadap ke arah daratan. Jadi air di pantai ini “tertutup” oleh beting pasir ini, walaupun mungkin tidak seluruhnya.

Anehnya, tanggul berada di pantai yang menghadap dara bukan yang menghadap laut. Apakah ombak dari pantai sisi kiri ini lebih kuat ya? Namun memang saat kami berkunjung kesana angin berhembus sangat kencang dari sisi pantai ini.

Pantai Amanohashidate yang satu lagi.JPG
Pantai Amanohashidate yg satu lagi. Pantai ini disisi kanan kalau berjalan dari stasiun.

Di antara kedua pantai terdapat jalur sepeda. Jalur ini juga dari pasir, bukan aspal, jadi kalau hujan ya becek dan gak ada ojek di Jepang.

Di beberapa lokasi terdapat tugu-tugu aneh, rumah, dan pohon yang diberi label. Karena saya nggak bisa baca kanji yang ditulis dengan gaya sphagetti, saya ga tahu itu apa.

Namun yang jelas, daerah ini enak banget buat jalan kaki. Strolling sambil liat-liat pantai atau menyusurinya. Atau naik sepeda juga kayaknya seru. Kalau nggak bawa sepeda, bisa menyewa disana.

Setelah sampai ujung, kita disambul oleh pedesaan Jepang biasa. Nothing to see.. Namun, ada dua pilihan. Balik dengan menggunakan kapal. Atau naik gunung untuk melihat pemandangan si beting pasir dari atas. Kami tentu memilih dua-duanya.

Naik ke atas perlu naik kereta gantung. Saya lupa biayanya berapa. Cukup cepat juga sampainya.

Di atas ada semacam tempat observasi untuk melihat si pantai. Tempat observasi ini juga memiliki satu anjungan yang lantainya transparan. Lumayan, buat seru-seruan. Tempat ini juga tentunya punya titik strategis untuk mengambil foto dengan sudut terbaik. Bisa dapat foto macam begini nih:

Amanohashidate and me.JPG
Bekgronnya! Sinar cahaya di langitnya itu lho! Terus si modelnya!!! Mantab ya?

Oh ya, ada yang lupa. Di bawah kereta gantung tadi, sekitar desa Jepang daerah pantai, ada banyak jinja juga. Kalau mau dikunjungi satu-satu. Kami cuma melihat satu yang di dekat stasiun kereta gantung.

Di daerah observatorium ini tentu juga ada “jinja” atau setidaknya altar. Namanya juga Jepang. Oh ya, ada si maskot lokasi wisata ini juga. Bisa foto bareng lho!!

Kemudian, lokasi observatorium ini bukan titik tertinggi. Kalau mau, kita bisa membeli tiket bus dan pergi ke puncak sana.  Katanya ada jinja besar dan pagoda! Mumpung udah sampai disini tentu saja kami kesana.

Busnya sekitar 15 menit sekali. Sopirnya ahli banget, sambil nyupir di jalan yang berliku-liku dengan salah satu sisi jalan adalah jurang, beliau bisa memberi tur. Hm… Sama supir di Indonesia menang siapa ya…

Sesampai di atas… Jeng-jeng… Salju!!

Dan pagoda yang dicari-cari, ternyata berdiri di tengah-tengah padang salju. Boii, susah banget mau mencapainya. Harus berjuang buat menginjak salju setengah betis. Perlahan, setapak demi setapak. Asal bawahnya gak berair aja, sepatu masih aman… (as if)

Setelah berkeliling sebentar, kami pun langsung turun mengambil bus terakhir kedua. Sudah agak sore sih memang. Lagipula jinja yang di atas nggak begitu istimewa. Yah, paling salju sama pagodanya aja sih yang keren. Sama mungkin kumpulan batu fotogenik berikut.

Batu Fotogenik.JPG

Di bawah, kami langsung mencari pelabuhan terdekat dan memesan tiket penyeberangan. Agak buru-buru karena harus sampai Tottori malam ini juga. Dan Tottori masih sangaaat jauuh…

Kami kira sudah tidak ada lagi yang bisa di looking forward to di lokasi ini. Udah nggak sabar ke Tottori. Ternyata kami salah!

Saat menyeberang pantai, ketika angin berhembus kencang menghempaskan syal-syal kami, di atas kepala puluhan burung camar (kali ya) beterbangan mengitari perahu kami. Beberapa penumpang kemudian ada yang melempar snack nya. Ada yang menjulur-julurkan tangan, menipu si burung buat mematuk tangannya. Termasuk saya tuh…

Yang jelas, sangat berkesan banget pengalaman naik kapal saat itu. Berkat para camar…


Liburan Tahun Baru 2015, Hokuriku~Chugoku:

Artikel ini adalah seri dari perjalanan liburan 7 hari kami pada awal tahun 2015, tepatnya dari tanggal 28/12 sampai 4/1/2015. Daerah tujuan utama adalah kota-kota di pantai barat Jepang. Rencana perjalanan ditulis pada artikel utama. Eksekusi perjalanan ada pada detail masing-masing situs berikut:

  1. Matsumoto Castle
  2. Kanazawa: Kastil Bersalju, Taman Kenroku, Museum Aneh, dan Stasiun Modern
  3. Gosong Amanohashidate dan Pagoda Salju
  4. Wisata di dalam Kereta Akamatsu, Kyoto Tango Railway
  5. Tottori Sand Dune, Gurun di Pinggir Laut
  6. Tottori Sand Dune Museum ala Rusia
  7. JR Imbi Line, Perjalanan Es dari Tottori ke Hiroshima
  8. Hiroshima Shukkeien Park
  9. Pemandangan Indah Pulau Miyajima
  10. Museum Tragedi, Hiroshima Atomic Museum
  11. Kota Hiroshima, Kastil, dan Taman Perdamaian

Tinggalkan Balasan